Sabtu, 04 Mei 2013

Panduan Tata Cara Budidaya Cabai terbaik

Cara budidaya Cabai emang sangat banyak yang mencari, terutama seseorang yang gemar Tanaman, berikut saya akan bagikan Panduan Tata Cara Budidaya Cabai Terbaik, Selamat Membaca.. :)

Cabai (Capsicum Annum var longum) sangatlah di perlukan dalam kehidupan sehari hari, karena buah cabai sangat di perlukan untuk kebutuhan memasak. Akibatnya Persediaan Cabai menurun, sehingga hal inilah yang membuat harga cabai melonjak naik.

Hal ini sangat mendorong para penaman untuk membudidayakan tanaman cabai. Anda ingin mendapatkan uang yang melimpah, cobalah berkebun membudidaya tanaman cabai dengan teknik dan cara yang benar, hasil dari panen cabai pun sangat memuaskan. Nah bila anda tertarik Blog ini akan mengupas Panduan cara budidaya cabai yang benar sebagai berikut.

Syarat tanah yang diperlukan
- gembur
- subur atau banyak mengandung zat makan
- pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan
- banyak mengandung humus
Iklim
- Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
- Suhu udara 16° – 32 ° C
- Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar
matahari cukup (10 – 12 jam).
Alat yang diperlukan
Cangkul, garpu tanah, kored, gembor ember, sprayer, ember, meteran, keranjang, timbangan dan tali kenca (pelurus).
Bahan diperlukan dalam budidaya
Benih cabai rawit, pupuk kandang, urea, TSP, Bambo, Insektisida, Fungisida, KCL, Pelastik kecil bumbungan, Lalang atau daun kelapa.

Pengolahan tanah
Dapat Anda lakukan dengan membajak atau mencangkul sedalam 25–30 cm, hingga tanah menjadi gembur. Setelah itu biarkan 7–14 hari untuk mendapatkan sinar matahari.
Pembuatan bedeng
- lebar bedeng 100 – 120 cm.
- tinggi bedeng 20 – 30 cm.
- jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan.

Syarat pupuk kandang
Syarat pupuk kandang yang baik adalah
- tidak berbau.
- tidak panas.
- berwarna kehitam hitaman.
- benar – benar sudah matang.
TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
- Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 – 300 gram dengan daya
tumbuh lebih dari 90 %.
- Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan
panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
- Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar
garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban
tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
- Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan
penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai
koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit
yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
- Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka
atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.
2. Pengolahan Tanah
- Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan
pembuatan bedengan.
- Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan
petakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
- Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
- Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan
pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman
seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman
bibit.
3. Penanaman
- Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7
helai.
- Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak
dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
- Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan
2 hari sekali bila tidak ada hujan.
4. Pemupukan
- Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut:
- Pupuk kandang 20 ton / ha.
- Aplikasi seminggu sebelum tanam.
- Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
- ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
- TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
- KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
- Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress
dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah
tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah
tanam 500 liter /ha.
5. Pemeliharaan
- Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
- Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman
setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
- Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu,
daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan
busuk batang.
- Untuk Hama Kutu Daun Persik dapat dipakai Curacron , Tohuthion.
- Hama ulat Grayak digunakan Methrin, Dimilin dan Atabron
- Hama Trips digunakan Nogos, Nuracran, Malathion.
- Penyakit Bercak Daun, Busuk Batang dan Busuk Buah digunakan Antracol,
Dithane, M-45, Cupapit, Dipolatan AF.
7. Panen
- Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih
belang hitam).
- Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai
tanaman tidak menghasilkan.
- Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati – hati
agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.
Sumber: Bulletin Penelitian Hortikultura Balai Penelitian Hortikultura Lembang.
 Sekian Postingan Ini saya Buat, Semoga Dapat Bermanfaat bagi kita semua, Terutama dalam hal menaikkan Trafik hidup seseorang dengan budidaya Cabai, dan juga untuk menjaga ketersedian stok cabai di Negara yang kita cintai ini.

Oke saya Juga masih memiliki banyak Postingan tentang Dunia Pertanian lainnya , Untuk dapat melihatnya silahkan klih disini !!

2 komentar