Jumat, 28 Juni 2013

Cara & Panduan Budidaya/ ternak Ayam Kampung

Banyak Cara Budidaya Ayam Kampung Beserta Panduan ternak ayam kampung di media internet, namun saya berusaha menyajikan informasi yang akurat mengenai cara budidaya ayam kampung. Nah inilah dia kesimpulan yang saya dapat dari hasil pencarian informasi yang saya saya dan saya sajikan di situs ini, selamat membaca dan semoga bermanfat.. :)

1. Pemilihan Bibit Ayam Kampung
Bibit ayam kampung atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. Selain itu waktu penetasan bibit ayam kampung (DOC) harus tepat waktu(21 hari) tidak terlalu cepat atau terlalu lama.

Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap. Jangan lupa memberikan vaksinasi sesuai usia DOC.

2. Masalah Pakan dan minum Ayam Kampung

Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan usaha ayam kampung bisa meningkat.

Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Untuk Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam kampung disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri, seperti berikut:
  • 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
  • 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
  • 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
  • 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
  • 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
  • 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
  • 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
  • 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Selain makanan, ayam kampung memerlukan minuman. Minuman diberikan secara tidak terbatas, disediakan wadah untuk minuman, jika habis ditambahkan lagi.

Untuk mendukung keberhasilan budidaya ayam kampung, PT Natural Nusantara (NASA) mengeluarkan serangkaian produk yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas peternakan ayam kampung, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan efektivitas. Produk tersebut di antaranya Viterna, POC Nasa, Hormonik. 

Viterna Plus merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
  1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
  2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
  3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ternak ayam kampung, ketahanan tubuh babi, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA disarankan ditambahkan dengan Hormonik. 

Hormonik berperan sebagai zat pengatur tumbuh, di mana keberadaannya akan sangat penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ternak babi. Sehingga budidaya ternak ayam kampung bisa dilakukan dalam waktu lebih singkat tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal.

Pemakaian Viterna, POC Nasa, dan Hormonik bisa dilakukan sebagai campuran air minum yang diberikan sepanjang hari. Bisa pula dicampurkan sebagai pembasah pada pakan konsentrat.

3. Sistem Kandang Ayam Kampung
Ada tiga macam kandang, yakni kandang box, kandang postal dan kandang baterai. Kandang box sebagai tempat pemeliharaan anakan ayam kampung unggulan atau DOC. Disebut kandang box karena bentuknya yang memang kotak.

Dalam kadang box ukuran 1 x 1 m dapat diisi sebanyak 40 -45 DOC. Lama pemeliharaan DOC dalam kandang box +- 20 hari. Untuk menjaga kehangatan kandang diberikan lampu pada kandang box dengan suhu 30 – 32 derajat celcius.

Memasuki hari ke-21 ayam kampung dipindah ke kandang pembesaran atau kandang postal. Ukuran kandang postal menyesuaikan dengan jumlah ayam kampung yang dipelihara. Kandang postal ukuran 5 x 20 m bisa diisi sebanyak 1200 ekor ayam kampung unggulan. Lama pemeliharan dalam kandang postal ini adalah ketika ayam kampung unggulan berumur 21 hari sampai waktu panen.

Untuk kandang baterai diperlukan sebagai kandang untuk indukan atau ayam kampung petelur.
Lokasi kandang yang ideal adalah memiliki jarak dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Sebelum kandang diisi dengan ayam kampung, perlu dilakukan penyucihamaan dengan disinfektan yang tidak berbahaya bagi ayam.
 Penyakit Ayam Kampung:
Untuk mencegah Penyakit Ayam Kampung bisa dilakukan cara dibawah ini:

  1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
  2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
  3. Melakukan vaksinasi secara teratur
  4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
  5. Manajemen pemeliharaan yang baik
  6. Kontrol terhadap binatang lain.


    Beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung dan cara mengatasinya yaitu :


    1.  Penyakit ND/tetelo.   
    Penyakit ini super ganas, pokoknya kalau sudah terserang virus/penyakit ini hampir pasti langsung mati.  Ciri-ciri ayam yang terkena pnyekit ini antara lain ; jalan sempoyongan bahkan terkadang mundur, nafsu makan tidak ada, bulu kusam alias tidak mulus, kadang disertai dengan pilek dan mulut berlendir.  guna mencegah berikan pada ayam daun pepaya, temu ireng, temu lawak, kulit bawang putih, kulit bawang merah, daun teh, dan daun salam. 


    2.   Tembolok yang keras bahkan cenderung tidak mau mengempis.  
    Mungkin ini disebabkan karena makanan yang terlalu keras atau kurang baik sehingga tidak bisa dicerna oleh ayam.  Cara saya yaitu pisahkan dulu ayam yang terkena dengan ayam-ayam yang lain, kemudian beri khusus minuman yang dicampur rebusan daun pepaya, 

    3.  Ayam "dengkelen" alias tidak bisa berjalan.  
    Hal ini biasanya disebabkan terutama kandang yang lembab atau kurang sinar matahari sehingga pertulangan ayam agak terganggu.  Cara mengatasi yaitu dengan menggosok balsem/minyak urut ke bagian tulang kaki yang membengkak sambil diurut beberapa kali terus diulangi sampai sembuh.

    4.  Penyakit/perilaku kanibal
     pada ayam sehingga tak jarang menimbulkan kematian.  Hal ini disebabkan karena pakan yang kurang dan sering terlambat atau populasi dalam satu kandang terlalu padat, sehingga ayam mematuki tubuh ayam yang lain.  Biasanya bagian yang sering dipatuki adalah bagian belakang hingga pantat.  Cara mengatasi ya...pakan yang cukup, air cukup jangan sampai terlambat.  Kalaupun sudah terjadi, cepatlah dipisah dan bagian yang mengeluarkan darah (karena dipatuki) obati dengan betadine atau minyak tanah.

    5.  berak hijau atau berak kapur.  
    Ciri-cirinya terkadang kotoran ayam berwarna hijau atau keputihan, itu tandanya terkena bakteri ?   Caranya bisa diobati dengan diminumkan tablet koleridin (bisa dibeli di toko pakan) atau sering-sering memberi rebusan temu lawak, temuireng atau daun pepaya sehingga ayam kembali normal pencernaannya.

    6. Snot

    , jika ada ayam terkena penyakit yang utamanya dicirikan dengan makan yang tidak terlalu bernafsu, wajah pucat dan bulu kusam serta berjalannya/tingkahnya "lemes", hampir pasti ayam terkena penyakit, segera pisahkan dan diobati dengan cara diatas

    Bagaimana dengan ayam yang terlanjur sakit ? 


    Pengobatan Penyakit Pada Ayam Kampung

    Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang sering diidap oleh ayam kampung :
    a.         Tetelo (ND)
    Penyebabnya ialah: paramyxivirus
  • Gejala yang timbul : gemetaran, ngorok dan batuk-batuk, kepala berputar-putar, kotoran berwarna putih kehijauan dan kelumpuhan pada kaki serta sayap.
  • Cara Pencegahan : sanitasi kandang, vaksinasi secara teratur, terhadap ayam yang terkena ND maka harus segera dibakar.
  • Cara Pengobatan: belum ada
 b.         Gumboro (gumboro disease)

  • Penyebabnya ialah : virus
  • Gejala yang timbul : sangat lesu, ayam mendadak sakit dan gemetaran serta bulu-bulunya berdiri, diare putih di anus lemah dan malas bergerak.
  • Cara Pencegahan : vaksinasi teratur secara dan jaga serta lakukan pembersihan kandang
  • Cara Pengobatan : belum ada
c.         Penyakit cacing ayam (worm disease)
  • Penyebabnya ialah: Cacing
  • Gejala yang timbul : kurang aktif, pertumbuhan terhambat, bulu terlihat kusam.
  • Cara Pencegahan : segera bersihkan kandang, memberikan obat cacing secara berkala, ganti litter kandang dengan berkala, dan pencegahan serangga yang dapat menjadi perantara.
  • Cara Pengobatan: pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
 d.         Berak kapur (Pullorum)

  • Penyebabnya ialah : Bakteri Salmonella pullorum
  • Gejala yang timbul : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
  • Cara Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ayam ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
  • Cara Pengobatan : noxal, coxalin, quinoxalin 4, neo terramycyn.
e.         Berak darah (Coccidiosis)

  • Penyebabnya ialah : protozoa Eimeria sp.
  • Gejala yang timbul : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
  • Cara Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
  • Cara Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
  • Penyebabnya ialah : protozoa Eimeria sp.
  • Gejala yang timbul : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
  • Cara Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
  • Cara Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
f.  Penyakit Snot atau coryza 
disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum.
 Penyakit Snot dapat menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, biasanya penyakit ini muncul akibat adanya perubahan musim dan banyak ditemukan di daerah tropis.
Pengobatan :
Obat kimia yang bisa digunakan antara lain:
Sulfatiasol.
Sulfadimetoksin.
Streptomisin.
Sulfametasin.
Sulfamerasin.
Eritromisin.
Vibravet (soluble powder) dengan takaran 4 gram dicampur 1 liter air minum, iberikan 4-5 hari.
Ramuan jamu tradisional yang dapat digunakan:
Tepung beras padi 150 gram.
Kencur 100 gram, ditumbuk halus.
Jahe sebanyak 25 gram atau kurang lebih 1 jari tangan, diparut.
Bahan tersebut digilas dengan pipisan (lumpang) hingga halus dan tercampur merata.
Ramuan ini dibentuk pil sebesar biji jagung, lalu dijemur hingga kering.
biasa ta'kasi daun sirsak muda,
caranya ambil daun sirsak lalu rendam di air serta dikucek2 sampai warna airnya berubah hijau. air rendaman tersebut di cucikan ke muka ayam serta sisa kucekan daunnya di lolohkan ke ayam.insyaallah 3 hari SNOT nya hilang...


0 komentar